Senin, 16 April 2012

Resume Diagnostik Kesulitan Belajar


RESUME
DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR
Dalam mengajar dan mendidik, Seorang Guru tidak hanya memberikan atau menyampaikan pelajaran, mengevaluasi hasil belajar dan terkadang menghukum peserta didik yang tidak mengerjakan tugasnya. Seorang bukan hanya melakukan pendekatan dengan pendekatan instruksional tetapi harus melakukan pendekatan yang bersifat pribadi. Dengan melakukan pendekatan secara pribadi Guru akan jauh lebih dekat, lebih akrab dengan peserta didik dan mengenal peserta didik lebih dalam. Agar bimbingan belajar lebih terarah dalam upaya membatu siswa menghadapi kesulitan belajaranya.
A.    Pengertian Diagnosis dan Kesulitan Belajar
Diagnotik merupakan istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndik E dan Hagen (Abin S. M. 2002 :307), Diagnosis dapat diartikan sebagai:
1.      Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (Weaknes, disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama mengenai gejala-gekalanya (symtoms) ;
2.      Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial ;
3.      Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang seksama atas fakta-fakta tentang suatu hal.
Dari  ketiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Diagnotik bukan hanya sekedar mengidentifikasi jenis, cirinya, latar belakanag dari suatu kelemahan atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk membuat kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.
Kesulitan Belajar adalah gejala yang tampak  pada peserta didik yang ditandai dengan   menurunnya prestasi atau prestasi rendah atau dibawah rata-rata yang telah ditetapkan. Prestasi belajar lebih rendah dibandingkan prestasi peserta didik lain atau lebuh rendah dibandingkan prestasi beljaar sebelumnya.
Dalam resume ini Diagnostik berkaitan dengan Diagnostik kesulitan belajar, maka disebut diagnotik kesulitan belajar. Jadi, diagnosis kesulitan belajar gejala-gejala, ciri-ciri yang menunjukan adanya kesulitan belajar diidentifikasi, dicari factor yang melatarbelakangi kesulitan belajar dan diupayakan jalan keluar untuk pemecahan masalah kesulitan belajar yang dihaadapi peserta didik.
B.     Permasalahan Belajar yang dihadapi Peserta Didik
1.      Menurut Warkitri
1.       Learning Disorder (Kekacauan Belajar) Belajar anak terganggu karena adanya respon yang bertentangan sehingga anak bingung untuk memahami pelajaran.
2.      Learning Disability  (Ketidakmampuan Belajar) atau anak tidak mampu belajar atau menghindari kegiatan belajar dengan berbagai sebab dan alasan.
3.      Learning Disfunftion adalah proses belajar anak tidak berfungsi dengan baik meskipun anak normal.
4.      Under Achiever adalah prestasi belajar anak rendah tetapi potensi intelektualnya di atas normal.
5.      Slow Learner (Lambat Belajar) adalah anak lambat dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam memahami pelajaran.
2.      Menurut Sumadi Suryobrata
a.       Grade Level : anak tidak naik kelas sampai dua kali
b.      Age Level             : umur anak tidak sesuai dengan kelasnya
c.       Intelegence Level : anak mengalami prestasi belajar yang rendah tetapi potensi intelektualnya di atas normal
d.      General Level : anak mengalami gangguan dalam beberapa mata pelajaran.
Dari beberapa pendapat para ahli mengenai permasalahan kesulitan belajar peserta didik dapat disimpulkan menegnai ciri-ciri peserta didik yang mengalami kesulitan belajar yakni sebagai berikut :
a.       Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar memiliki prestasi yang rendah bahkan di bawah kriteria minimal karena merasa tidak memahami pelajaran yang disampaiakan Guru tidak ia pahami dan lama memahaminya.
b.      Tidak mengemukakan pertanyaan saat ada yang tidak dipahami dalam materi yang disampaiakn
c.       Usaha yang dilakukannya tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh
d.      Meremehkan tugas dan lambat mengerjakan tugas
e.       Merasa malas jika harus mengikuti pelajaran dan saat mendapat nilai yang jelek atau rendah tidka menyesal
f.       Menunjukan perilaku menyimpang. Contohnya saat ujian atau ulangan ia akan mencontek temannya atau mencontek buku.
g.      Emosional (mudah marah, tersinggung, rendah diri dan lain-lain)
C.    Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar
Menurut Burton, sebagaimana yang dikutip oleh Abin S. M (2002 : 325-326). Faktor-faktor yang  menyebabkan kesulitan belajar individu dapat disebabkan oleh Faktor Internal dan factor Eksternal.
Factor Internal adalah factor yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Factor ini dapat dibedakan menjadi dua, factor kejiwaan dan factor kejasmanian.
Faktor Kejiwaan seperti minat terhadap pelajaran kurang, motif belajar rendah, kurang percaya diri, disiplin diri rendah, sering meremehkan persoalan, sering mengalami konflik psikis dan integritas kepribadian rendah.
Faktor Kejasmanaian memiliki keadaan fisik yang lemah (mudah terserang penyakit), memiliki penyakit yang sulit disembuhkan, adanya gangguan pada fungsi indra, merasa lelah secara fisik.
Faktor Eksternal adalah factor yang berasal dari luar diri individu (lingkungannya). Factor ini dibedakan menjadi dua yakni factor instrumental dan factor lingkungan.
Faktor Instrumental factor yang dapat menyebabkan kesulitan belajar peserta didik seperti kemampuan professional Guru yang tidak memadai. Kurikulum yang diarasa peserta didik terlalu berat, program belajar yang tidak tersusun dengan baik.
Faktor Lingkungan meliputi lingkungan social dan lingkungan fisik. Seperti Disintegrasi atau kurang harmonisasi dengan anggota keluarga, Lingkungan sekolah yang dirasa tudak kondusif, teman-teman yang bergaul tidak baik.
Faktor Kependidikan, adanya Guru yang sering meremehkan peserta didik, guru yang tidak memmotivasi peserta didik untuk lebih giat lagi belajar, guru yang membiarkan peserta didik melakukan hal-hal yang slaah, guru yang tidak pernah memeriksa pekerjaan peserta didik, sekolah yang membiarkan peserta didik  bolos tanpa ada sanksi tertentu. Hal tersebut merupaka contoh dari factor-faktor penyebab kesulitan belajar peserta didik yang akan menghambat keberhasilan peserta didik tersebut.
D.    Prosedur Diagnosis Kesulitan Belajar
Diagnosis Kesulita Belajar merupakan suatu prosedur dalam memecahkan kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Sebagai prosedur maka Doagnosis memiliki langkah-langkah yang tersusun secara sistematis. Menurut Ross dan Stanley dikutip Abin S. M 2002 : 309, tahapan-tahapan diagnosis belajar adalah sebagai jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :
1.       Who are the pupils having trouble ? (siapa siswa yang mengalami gangguan dalam belajar ?)
2.      Where are the errors located? (di maankah kelemahan-kelemahan tersebut dapat dikategorikan ?)
3.      Why are the errors occur ? (mengapa kelemahan-kelemahan itu terjadi? )
4.      How can errors be prevented ? (bagaimana kelemahan-kelemahan itu dapat dicegah? )
Pendapat menurut Ross dan Stanley dapat dilakukan dalam memcahkan masalah-masalah yang dihadapi peserta didik dengan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1.      Mengidentifikasi Peserta Didik yang diduga  mengalami kesulitan Belajar yang dilakukan dengan :
1.      Menganalisis Prestasi Belajar
Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar dilihar dari prestasi belajarnya memiliki prestasi yang rendah atau di bawah rata-rata yang ditentukan. Adanya penurunan prestasi dari rpestasi sebelumnya. Dan prestasi yang dicapai di bawah kemampuannya.
2.      Menganalisis perilaku yang berhubungan dengan proses belajar
 Dalam menganalisi kesulitan belajar dapat dilakukan dnegan cara membandingkan peserta didik yang bersangkutan dengan peserta didik lainnya yang berasal dari tingkat yang sama. Dan membandingkan perilaku peserta didik yang bersangkutan dan peserta didik yang diharapkan oleh lembaag pendidikan.
3.      Menganalisis hubungan social
Manusia adalah makhluk social dimana di dalamnya ada interaksi antara satu individu dengan individu lain, individu dengan kelompok atau kelompok dengan kelompok. Terlihat dari individu yang terisolasi dari kelompoknya dan hal ini merupaka gejala adanya kesulitan belajar.
2.      Melokalisasi letak kesulitan belajar
Setelah data yang peserta didik yang mengalami kesulitan belajar didapat, maka langkah selnjutnya adalah menelaah fakotr apa yang melaatrbelakangi kesulitan belajar.
1.      Mata pelajaran apa yang dirasa peserta didik terjadi kesulitan dalam mempelajarinya.
2.      Aspek tujuan pembelajaran mana yang terjadi kesulitan
3.      Ruanglingkup kesulitan atau materi apa yang mengalami kesulitan
3.      Mengidentifikasi factor-faktor penyebab kesulitan Belajar
Pada tahap ini semua factor yang diduga sebagai penyebab kesulitan belajar diungkap, menurut para ahli tahap ini merupakan tahap yang paling sulit mengingat penyebab kesulitan belajar itu kompleks, sehingga tidak dapat dipahami secara sempurna, jika tidak ada pendekatan khusus dalam mengungkapnya. Factor penyebab kesulitan belajar dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya : 1) observasi; 2) wawancara; 3) kuesioner; 4) sikap; 5) tes; dan 6) pemeriksaan secara medis.
4.      Memperkirakan alternative pertolongan
Hal-hal yang perlu dilakukan atau dipertimbangkan secara matang dalam tahap ini adalah sebagai berikut :
1.      Teknik apa yang harus dilakukan dalam membantu kesulitan belajar siswa yang bersangkutan
2.      Kapan dan dimana proses bantuan tersebut dilakukan
3.      Siapa saja yang terlibat dalam proses pemberiaan bantuan

5.      Menetapkan kemungkinan teknik mengatasi kesulitan belajar
Tahap ini merupakan tahap penyusunan rencana yang meliputi : teknik-teknik yang dipilih untuk mengatasi kesulitan belajar dan tekni-u=teknin yang dipilih untuk mencegah kesulitan belajar.
6.      Pelaksanaan pemberian bantuan
Tahap ini adalah tahap pemberian bantuan terhadap peserta didik yang bersangkutan. Seperti sub judul selanjutnya yakni di bawah ini.

E.     Upaya yang dilakukan dalam membantu kesulitan Belajar
Untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan belajar peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan ditempuh dengan usaha-usaha sebaai berikut :
1.      Memberikan informasi bimbingan belajar berupa :
a.       Informasi tentang teknik belajar yang baik terutama tentang cara belajar yang efektif dan efisien serta penggunaan waktu luang termasuk cara membagi waktu belajar
b.      Informasi mengenai pemahaman diri dan lingkungannya
c.       Memberikan informasi tentang  nilai, moral dan etika
2.      Memberikan bantuan konseling berupa :
a.       Memberikan pemahaman kepada peserta didik  yang bersangkutan tentang bagaimana untuk terbuka dan menyelesaikan maslaah yang dihadapinya agar dapat diselesaikan secara mandiri
b.      Mengajak peserta didik yang bersangkutan agar dapat menerima kelebihan dan kekurangannya serta mengembangkan sesuai dengan potensi dan kemampuan yang dimilikinya.
3.      Memperbaharui cara mengajar yang lebih melibatkan motorik peserta didik
4.      Guru atau Guru BK atau Sekolah menemui orang tua peserta didik yang bersangkutan  untuk merundingkan usaha-usaha yang sebaiknya dilakukan untuk kemajuan anaknya.


Setelah tahap-tahap di atas dilakukan Guru, Orang Tua dan peserta didik yang bersangkutan melakukan evaluasi terhadap perkembangan permasalahan kesulitan Belajar yang dihadapi peserta didik yang bersifat berkelanjutan untuk mengetahui sudah sejauh mana perkembangan usaha yang telah dilakukan dalam membantu peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Sudah seharusnya guru memberikan kasih sayang, kesabaran, ketekunan dan ketalentaan para guru sanagt diharapkan dalam menangani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Guru dapat menyarankan orang tua peserta didik untuk memberikan tambahan pelajaran khusus di sore hari untuk peserta didik yang lambat memahami pelajaran.


DAFTAR PUSTAKA
______ Kuntjojo. (2009). Diagnosis Kesulitan Belajar. [online]. Tersedia
______ Shadiq. Fadjar. (2007). Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Belajar Siswa. [online].
Tersedia http://fadjarp3g.files.wordpress [April 2012]
______ Sumarno. Alim. (2011). Cara mengatasi Kesulitan Belajar. [online]. Tersedia
______ Taher. (2010). Kesulitan Belajar dan Cara Mengatasinya. [online]. Tersedia
______ Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya. (2011). Cara Mengatasi
Kesulitan belajar.[online]. Tersedia http://blog.tp.ac.id [April 2012]
http://www.scribd.com [April 2012]
______ Utama.Arya. (2011). Kesulitan Belajar Siswa. [online]. Tersedia
______ Wijayacipta. Aswidy. (2010). Diagnostik Kesulitan Belajar. [online]. Tersedia
http://www.scribd.com [April 2012]
           

           




Kamis, 05 April 2012

Sono Ia pikeun Abah


Di satungtung deuleu,
raray abah masih keneh nyanghareupan kuring..

Aya warah nu mikadeuduh kana ati,
aya warah pikeun kuring ngajaga diri,
aya warah sing kudu ati ati,
aya warah sing terus ngadeketken ka ILLahi,
jeng warah sing bener neangan pangarti,

abah kuring sono hayang panggih,
kuring sono ku sagala wawarah abah,
ku sagala carita nu kaalaman ku abah harita keur jagjag,sono nyieun teh manis pikeun abah,sono mencetan sampeyan abah

aya firasat nu jadi nyata..
aya hanjakal nu kagila-gila.

firasat nu gan dirarasa
ngabuktikeun hiji pamikiran..

hiji poe dua kajadian na hirup kuring
kuring nambah umur
abah ninggalkeun kuring
ninggalkeun kaluarga nu di imah..
ninggalkeun sagala kajidian alus nu pernah ditulis ku abah

Abah..
Abah..
Rasa na hate kuring mola lengit..
rasa mikacinta kuring terus aya nurungtuy dina Do'a ka Gusti Alloh

ayeuna kuring ngan bisa ngadu'akeun
abah aya dina karidoan gusti Alloh
abah aya ditempat nu milia di sisi Allloh aamiin

Rabu, 04 April 2012

Hal-Hal yang membuat Ketiak Berbau Tidak Sedap


Hal-hal yang Membuat Ketiak Berbau Tidak Sedap

Artikel Disunting dari www.terselubung.blogspot.com





Punya bau badan tentu dapat mengurangi kepercayaan diri Anda. Bau badan yang tidak sedap biasanya berasal dari keringat di ketiak. Untuk mengatasinya, kenali dulu penyebab ketiak berbau tak sedap.

Ketiak mempunyai fungsi yang penting untuk mengeluarkan racun, karena itu berkeringat penting untuk tubuh. Tapi bagaimana dengan bau yang ditimbulkan?

Para ahli mengatakan bau tersebut berasal dari bakteri yang hidup di ketiak manusia. Tapi penyebab utama bau ketiak adalah ekskresi intestinal zat racun yang berbahaya yang mencoba untuk keluar, tapi dengan penggunaan deodoran jalan keluarnya ditutup dan zat racun tersebut dipaksa untuk tetap tinggal dalam sistem.

Selain itu, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan mau badan tak sedap, seperti dilansir Livestrong:

1. Makanan
Makanan dapat mengubah bau badan alami seseorang. Makanan yang paling umum menyebabkan ketiak berbau antara lain bawang merah, bawang putih, jinten dan bubuk kari, yang dapat tinggal di dalam tubuh cukup lama sehingga bila bercampur dengan keringat akan meninggalkan bau tak sedap.

2. Diabetes
Keton, senyawa kimia yang dihasilkan ketika lemak diubah menjadi energi, dapat menyebabkan bau yang tidak sedap di ketiak. Penyakit diabetes yang mengakibatkan gangguan metabolisme sehingga tubuh sulit memecah gula dari karbohidrat menjadi energi, dapat menyebabkan seseorang mengeluarkan keton dalam urine dan keringat, terutama pada anak-anak.

Untuk itu, anak-anak yang memiliki bau badan sebaiknya segera diperiksakan dan diuji untuk diabetes.

3. Pubertas
Ketika memasuki masa pubertas, hormon akan merangsang kelenjar di kulit, termasuk di bagian ketiak. Ketika bakteri di kulit bercampur dengan keringat maka akan menghasilkan bau yang tidak sedap, bahkan pada anak-anak sekalipun.

4. Hiperhidrosis
Hiperhidrosis dapat juga berkontribusi terhadap masalah dengan bau badan. Hiperhidrosis adalah gangguan yang menyebabkan tubuh berkeringat berlebihan. Karena keringat lebih banyak pada tubuh, membuat kesempatan terjadinya bau badan lebih besar.

Hiperhidrosis dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Sebagai contoh, obat-obatan seperti morfin, acetaminophen dan beberapa obat anti-psikotik dapat berkontribusi untuk berkeringat berlebihan.

Gangguan dan kondisi tertentu seperti alkoholisme, asam urat, radang sendi, diabetes, obesitas dan menopause juga dapat berkontribusi untuk mengembangkan hiperhidrosis, menurut Society Hyperhydrosis Internasional. 

^-*








RESUME PENDEKATAN UMUM SERTA STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH


PENDEKATAN UMUM SERTA STRATEGI BIMBINGAN DAN KONSELING TERHADAP PERMASALAHAN SISWA DI SEKOLAH
Kembali mengulas sedikit mengenai bimbingan, bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu (dalam hal ini) bertujuan agar potensi yang dimiliki dapat dikembangkan secara optimal dengan jalan memahami diri, lingkungan dan mengatasi hadapan yang dihadapi oleh individu tersebut.
A.    Pengertian dan Ciri-Ciri Masalah
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia masalah berarti persoalan yang harus diselesaikan. Masalah yang menimpa seseorang jika tidak segera dicari atau diselesaikan maka masalah tersebut akan berkembang dan hal ini berimplikasi terhadap kehidupannya dan orang lain. Menurut Prayitno (1985) ciri-ciri masalah adalah :
1.      Masalah adalah sesuatu yang tidak disukai adanya
2.      Menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan orang lain
3.      Ingin atau perlu dihilangkan
Kesimpulannya  ciri-ciri yang menjadikan suatu hal dikatakan masalah jika :
1.      Masalah muncul karena adanya perbedaan antara harapan dan kenyataan
2.      Perbedaan yang mencolok antara harapan dan kenyataan akan mengakibatkan masalah semakin berat
3.      Setiap masalah yang muncul pada setiap individu tidak pernah diharapkan oleh setiap individu ataupun lingkungan disekelilingnya
4.      Masalah dapat menima siapa saja dan kapan saja yang dapat terjadi baik pada individu ataupun kelompok
B.     Jenis-Jenis Masalah Siswa di Sekolah
1.      Masalah Emosi
Akibat adanya perubahan fisik dan kelenjar, emosi sangat kuat dan susah terkendali dan kadang-kadang tidak irasional. Contohnya mudah marah, mudah dirangsang, emosinya seiring tidak terkontrol. Keadaan tersebut menimbulkan permasalahan pada siswa.
2.      Masalah Penyesuaian  Diri
Dalam hal ini perilaku teman sanagt berpengaruh terhadap perkembangan individu. Seperti sikap, minat dan gaya hidup. Yang menjadi masalah adalh ketika mereka bergaul dengan lingkungan atau teman-teman yang kurang baik, karena jika mereka tidan menyesuaikan diri dengan baik maka mereka akan terperangkap pergaulan bebas. Dan kebanyakn siswa tidak terlalu memperdulikan akibat dari apa yang menjadi pilihannya, karena kebutuhan akan penerimaan dirinya dalam kelompoknya jauh lebih penting.
3.      Masalah Perilaku Seksual
Pada nasa ini siswa menengah mulai tertarik pada lawan jenis dan dikuti oleh keinginan kuat untuk memperoleh keinginan dan perhatian dari lawan jenis akibatnya  nafsu seksnya tinggi. Seharusnya mereka mendapatkan pendidikan seks dari orang tua, tapi kenyantaanya mereka mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang kurang baik. Misalnya adalah perilaku seks bercumbu, masturbasi, bersenggama. Dimana jika hal ini mereka lakukan dengan tidak menggunakan alat pengaman maka akan menimbulkan kehamilan.
4.      Masalah perilaku social
Adanya latar belakang ras, agama, status social, tingkat ekonomi dapat melahirkan kelompok-kelompok yang pemnebtukannya sesuai kesamaan yang mereka miliki. Hal ini dapat memicu terjadinya permusuhan dan persaingan dalam hal yang kurang sehat.
5.      Masalah moral
Siswa-siswa yang berada pada tahap remaja masil labil, dan pada umumnya belum bisa membedakan mana yanh baik dan yang buruk untuk dirinya. Hal ini diakibatkan karena tidak menemukan konsep yang benar dalam kehidupan sehari-hari.
6.      Masalah keluarga
Hurlock (1980,233) mengemukakan sebab-sebab umumpertentangan keluarga pada masa remaja : standar perilaku, metode disiplin, hubungan dengan saudara kandung, sikap yang kritis pada remaja dan masalah palang pintu.
Masalah palang pintu adalah  peraturan keluarga tentang penetapan waktu pulang, teman bergaul, teman lawan jenis yang ada criteria menurut keluarga.
C.    Pendekatan Umum Bimbingan dan Konseling dalam menangai Masalah-Masalah Siswa
Dari jenis-jenis masalah siswa di atas, tergambar bahwa siswa-siswa bermasalah menunjukan penyimpangan perilaku. Oleh karena itu ada dua macam pendekatan dalam menangani siswa yang bermasalah. (1) pendekatan disiplin; (2)pendekatan Bimbingan dan Konseling.
Pendekatan Displin merujuk pada tata tertib dan aturan sekolah, penegakan sanksi terhadap penyimpangan perilaku yang terjadi pada siswa perlu dilakukan untuk mencegah penyimpangan-penyimpanagan yang akan terus terjadi. Namun perlu diingat bahwa sekolah bukanlah lembaga hukum.
Pendekatan yang kedua adalah pendekatan Bimbingan dan Konseling, berbeda dengan pendekatan sanksi yang diberikan kepada sisea sebagai akibat untuk efek jera, dalam bimbingan dan konesling justru lebih mengutamakan pemberian bantuan, upaya, penyembuhan terhadap maslah-masalah yang sedang dihadapi siswa.
Pendekatan Bimbingan Konseling tidak sedikitpun melakukan sanksi apapun tetapi lebih menekankan kepada kualitas hubungan antara konselor dan konseli (siswa). Sehingga sedikit demi sedikit siswa bisa menerima, lebih terbuka dan tecapainya peneysuaian diri antara dirinya dan konselor.
Contoh pendekatan Bimbingan dan Konseling dalam menghadapi siswa bermaslaah adalah seperti ilustrasi sebagai berikut :
Contoh di suatu Sekolah terdapat seorang siswi yang hamil, jika merujuk pada pendekatan disiplin maka siswi tersebut akan dikeluarkan dari sekolah, namun dengan Bimbingan dan Konseling , diharapkan siswi tersebut dapat tumbuh pemikiran yang positif terhadap maslaah yang menimpanya. Misalnya secara sadar menerima resiko yang terjadi, dan keinginan untuk tidak menggurkan kandungannya karena dapat membunuh janin yang tidak berdosa dan membahayakan dirinya senidri. Meskipun keputusan sekolah siswa tersebut harus keluar dari sekolah.
Bimbingan dan Konseling (Guru BK/Konselor) tidak mendorong atau memaksa siswai tersebut untuk keluar dari sekolah, persoalan mengeluarkan sisw adalah wewenang kepala sekolah, Guru BK hanyalah membantu agar siswa tersebut memperoleh kebahagiaan dalam hidpunya. Dan tidak setiap siswa bermasalah harus di atasi oleh Guru BK/Konselor. Hal ini seperti yang terdapat dalam bagan yang dikemukakan oleh  Sofyan S. Wills (2004), seperti sebagai berikut :
Masalah  Siswa : a. Maslaah Ringan   (semua guru atau wali kelas)
                           b. Masalah Sedang (Guru BK/konselor)
                           c. Masalah Berat (Alih tangan kasus)
 1.      Masalah (kasus) ringan, seperti : membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi dengan teman sekolah, bertengkar, minum minuman keras tahap awal, berpacaran, mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh  wali kelas dan  guru dengan berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan rumah.
2.      Masalah (kasus) sedang, seperti : gangguan emosional, berpacaran, dengan perbuatan menyimpang, berkelahi antar sekolah, kesulitan belajar, karena gangguan di keluarga, minum minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru pembimbing (konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/profesional, polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
         3.        Masalah (kasus) berat, seperti :   gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika,     
           pelaku kriminalitas, peserta didik hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata tajam atau    
           senjata api.  Kasus berat dilakukan referal (alihtangan kasus) kepada ahli psikologi dan psikiater, dokter,  
            polisi, ahli hukum yang sebelumnya terlebih dahulu  dilakukan kegiatan konferensi kasus.  
A.    Strategi Bimbingan dan Konseling
Strategi Bimbingan dan Konseling terbagi menjadi dua, Strategi Bimbingan yang mencakup Layanan Dasar, Layanan Perencanaan Individual dan Dukungan sistem sedangkan Strategi Konseling mencakup Layanan Responsif.
Dan strategi yang digunakan dalam membantu permasalahan siswa adalah layanan Responsif. Layanan Responsif adalah Pemberian bantuan kepada peserta didik yang sedang menghadapi persoalan dan membutuhkan bantuan dengan segera.
Dengan tujuan menunjukan kepedulian konselor kepada peserta didik berkenaan dengan masalah-masalah social-pribadi, karier, pendidikan dengan memberikan bantuan kepada peserta didik dalam menyelesaikan persoalan yang dihadpinya.
Layanan ini bisa dilakukan dengan menggunakan strategi Konseling Individual, Konseling kelompok, konsultasi dan referral (rujukan).sedangkan isi layanan ini meliputi karir, pendidikan, social dan pribadi seperti penjelasan sebelumnya mengenai masala-masalah yang dihadapi oleh siswa di sekolah.
untuk layanan konseling perorangan perlu mendapat perhatian lebih. Karena layanan ini   merupakan ciri khas dari layanan bimbingan dan konseling. Dalam prakteknya,  memang  strategi layanan bimbingan dan konseling harus terlebih dahulu mengedepankan layanan – layanan yang bersifat pencegahan dan pengembangan, namun tetap saja layanan yang bersifat pengentasan pun masih diperlukan. Oleh karena itu, guru maupun konselor seharusnya  dapat menguasai proses dan berbagai teknik konseling, sehingga bantuan yang diberikan  kepada peserta didik dalam rangka pengentasan masalahnya dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Adapaun tahapan-tahapan yang dilakukan dalam Konselling adalah sebagai berikut :
perubahan dan tindakan).
1.      Tahapan Awal
Tahap ini terjadi dimulai sejak klien menemui konselor hingga berjalan sampai konselor dan klien menemukan masalah klien. Pada tahap ini beberapa hal yang perlu dilakukan, diantaranya :
a.       Membangun hubungan konseling yang melibatkan klien (rapport).
Kunci keberhasilan membangun hubungan terletak pada terpenuhinya asas-asas bimbingan dan konseling, terutama asas kerahasiaan, kesukarelaan, keterbukaan; dan kegiatan.
b.      Memperjelas dan mendefinisikan masalah
Dalam hal ini jika hubungan antara konselor dan konseli sudah terjalin maka konselor dapat memerjelas maslaah yang konseli hadapi.
c.       Membuat penaksiran dan perjajagan
Setelah konselor mengetahui permasalahan, maka langkah selanjutnya adalah menaksir kemungkinan masalah dan upaya penyelesayan yang akan dilakukan dengan membangkitkan semua potensi konseli yang sesuai dengan antisipasi maslah.
d.      Menegosiasikan kontrak
Membangun perjanjian antara konselor dengan klien, berisi :
1)      Kontrak waktu, yaitu berapa lama waktu pertemuan yang diinginkan
2)      Kontrak tugas, yaitu berbagi tugas antara konselor dan konseli
3)      Kontrak kerjasama dalam proses konseling, yaitu terbinanya peran dan tanggung jawab bersama antara konselor dan konseling dalam seluruh rangkaian kegiatan konseling.
2.      Tahap Inti (Tahap Kerja)
Setelah tahap Awal dilaksanakan dengan baik,  proses konseling  selanjutnya  adalah memasuki tahap inti atau tahap kerja. Pada tahap ini terdapat beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya :
a.       Menjelajahi dan mengeksplorasi masalah klien lebih dalam.
Penjelajahan dilakukan agar konseli berpikir untuk alternative  dalam menghadapi maslahnya. Selanjutnya konselor dan konseli bersama-sama meninjau permasalahn yang sedang dihadapi.
b.      Menjaga agar hubungan konseling tetap terpelihara.
Hal ini bisa terjadi jika :
1)      Konseli merasa senang terlibat dalam pembicaraan atau wawancara konseling, serta menampakan kebutuhan untuk mengembangkan diri dan memecahkan masalah yang dihadapinya.
2)      Konselor berupaya kreatif mengembangkan teknik-teknik konseling yang bervariasi dan dapat  menunjukkan pribadi yang  jujur, ikhlas dan benar – benar peduli terhadap klien.
c.       Proses konseling agar berjalan sesuai kontrak.
Kesepakatan yang telah dibangun pada saat kontrak tetap dijaga, baik oleh pihak konselor maupun konseli.
3.      Tahap Akhir (Tahap Tindakan)
Pada tahap akhir ini terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu :
a.       Konselor bersama konseli membuat kesimpulan mengenai hasil proses konseling
b.      Menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan yang telah terbangun dari  proses konseling sebelumnya.
c.       Mengevaluasi jalannya proses dan hasil konseling (penilaian segera).
d.      Membuat perjanjian untuk pertemuan berikutnya
Pada tahap akhir ditandai beberapa hal, yaitu ;
a.       Menurunnya kecemasan konseli
b.      Perubahan perilaku konselli ke arah yang lebih positif, sehat dan dinamis.
c.       Pemahaman baru dari konseli tentang masalah yang dihadapinya.
d.      Adanya rencana hidup masa yang akan datang dengan program yang jelas.

Dengan merujuk pada penjelasan di atas, tampak bahwa penangana siswa yang memiliki permaslahan atau siswa bermasalah melalui pendekatan Bimbingan dan Konseling tidak hanya menjadi tanggung jawab Guru BK/Konselor  di Sekolah, tetapi melibatkan pula pihak lain untuk bersama-sama membatu siswa agar memperoleh penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal

Sumber :
_____ Kusmawati, N. dan Sukardi, D. K. (2008 ). Proses Bimbingan Dan Konseling Di  
 Sekolah. Jakarta : Ahdi Mahasatya.
______ Bangsawan. (2010). Jenis-Jenis Masalah Siswa di Sekolah Menengah. [online]. http://kucingbangsawan.blogspot.com [April 2012]
______ Endriani, Ani. (2011). Strategi Bimbingan dan Konseling. [online]. http://aniendriani.blogspot.com [April 2012]
______ Inu. (2011).  Penanganan Masalah Siswa di Sekolah. [online]. http://thejogjamaika.blogspot.com  [April 2012
______ Sudrajat, Akhmad. (2008). Mekanisme Penanganan Siswa Bermasalah di Sekolah. [online]. http://akhmadsudrajat.wordpress.com [April 2012]

_____Sudrajat, Akhmad. (2010). Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling.

 

[online]. http://akhmadsudrajat.wordpress.com. [Maret 2012]